Wilayah Pesisir merupakan wilayah yang rentan terhadap aktifitas manusia, sehingga perlu dilakukan perencanaan yang baik dalam pembangunannya.
Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan untuk memenuhi kebutuhan hidup saat ini tanpa merusak atau menurunkan kemampuan generasi mendatang untuk mernenuhi kebutuhan hidupnya (WCED, 1987 dalam Dahuri dkk., 2004). Selanjutnya Bengen (2004b) berpendapat bahwa pembangunan berkelanjutan (sustainable development) merupakan visi dunia internasional sudah saatnya juga merupakan visi nasional. Visi pembangunan berkelanjutan tidak melarang aktivitas pembangunan ekonomi, tetapi meganjurkannya dengan persyaratan bahwa laju (tingkat) kegiatan pembangunan tidak melampaui daya dukung (carrying capacity) lingkungan alam. Dengan demikian generasi mendatang tetap memiliki aset sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan (environmental services) yang sama atau kalau dapat lebih baik dari pada generasi sebelumnya.
Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil yang dimaksud dengan sumberdaya adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri dari sumberdaya manusia dan sumberdaya alam, baik hayati maupun non hayati. Pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan pada hakekatnya mempunyai makna yang sama dengan pengelolaan lingkungan hidup seperti dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan harus mengacu pada Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Dalam undang-undang tersebut, yang dimaksud dengan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup.
Wilayah pesisir adalah wilayah pertemuan antara darat dan laut, kearah darat wilayah pesisir meliputi bagian daratan baik kering maupun terendam air yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut dan perembesan air asin, sedangkan kearah laut wilayah pesisir mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di daratan seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran.
Sumber:
Huda, Nurul. 2006. Strategi Kebijakan Pengelolaan Mangrove Berkelanjutan di Wilayah Pesisir Kabupaten Tanjung Jabung Timur Jambi. Tesis. Program Pascasarjana. Universitas Diponegoro. Semarang.
Minggu, 18 September 2016
Senin, 18 April 2016
Pengertian Data Raster, Vektor dan Data Atribut dalam SIG
Kuis Pertama SIG
Jawab: Skala Peta = Jarak pada peta / jarak sesungguhnya = 20 cm : 200.000 cm = 1 : 2000.
Jadi, besar skala peta tersebut adalah 1 : 2000.
Pengertian data Raster, Vektor dan Data Atribut
A. Data Raster
Model data raster menampilkan,
menempatkan dan menyimpan data keruangan dengan menggunakan struktur matriks
atau piksel – piksel yang membentuk grid. Data raster memberikan informasi
keruangan apa yang terjadi dimana saja dalam bentuk gambaran yang digenelarisir.
(Sumber buku penuntun SIG. 2016). Data raster dihasilkan dari sistem penginderaan
jauh dan sangat baik untuk merepresentasikan batas-batas yang berubah secara
gradual seperti jenis tanah, kelembaban tanah, suhu, dan lain-lain.Peta Raster
adalah peta yang diperoleh dari fotografi suatu areal, foto satelit atau foto
permukaan bumi yang diperoleh dari komputer. Contoh peta raster yang diambil
dari satelit cuaca.
B. Data Vektor
Model data vektor menampilkan, menempatkan dan menyimpan data keruangan
dengan menggunakan titik – titik, garis atau kurva, poligon beserta atributnya. Data vektor adalah data yang
direkam dalam bentuk koordinat titik yang menampilkan, menempatkan dan
menyimpan data spasial dengan menggunakan titik, garis atau area (polygon) .
Ada tiga tipe data vector (titik, garis, dan polygon) yang bisa digunakan untuk
menampilkan informasi pada peta. Titik bisa digunakan sebagai lokasi sebuah
kota atau posisi tower radio. Garis bisa digunakan untuk menunjukkan route
suatu perjalanan atau menggambarkan boundary. Poligon bisa digunakan untuk
menggambarkan sebuah danau atau sebuah Negara pada peta dunia. Dalam format
vektor, bumi direpresentasikan sebagai suatu mosaik dari garis (arc/line),
poligon (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik
yang sama), titik/ point (node yang mempunyai label), dan nodes (merupakan
titik perpotongan antara dua baris). Setiap bagian dari data vector dapat saja
mempunyai informasi-informasi yang bersosiasi satu dengan lainnya seperti
penggunaan sebuah label untuk menggambarkan informasi pada suatu lokasi. Peta
Vektor terdiri dari titik, garis, dan area polygon. Bentuknya dapat berupa peta
lokal jalan.
C. Data Atribut
Merupakan data yang berfungsi menjelaskan keberadaan berbagai
obyek data spasial dan bersifat identitas. Data atribut dapat dinyatakan
menjadi empat kelompok, yaitu :
1. Nominal, bersifat membedakan antara yang satu dengan yang lainnya, tanpa ada urutan berdasarkan harkat, keterangan identitas.
2. Ordinal, bersifat membedakan yang satu dengan yang lain dan bersifat urutan.
3. Interval, mengacu ke obyek alam yang bersifat selang (minimum dan maksimum) tertentu dan adanya interval baku tertentu.
4. Ratio, mempunyai ciri yang sama dengan interval tetapi mempunyai nilai awal mutlak.
1. Nominal, bersifat membedakan antara yang satu dengan yang lainnya, tanpa ada urutan berdasarkan harkat, keterangan identitas.
2. Ordinal, bersifat membedakan yang satu dengan yang lain dan bersifat urutan.
3. Interval, mengacu ke obyek alam yang bersifat selang (minimum dan maksimum) tertentu dan adanya interval baku tertentu.
4. Ratio, mempunyai ciri yang sama dengan interval tetapi mempunyai nilai awal mutlak.
Kelebihan
dan kekurangan Data Raster dan Data Vektor
Data Raster
|
Data Vektor
|
Kelebihan
|
Kelebihan
|
Lokasi geografis untuk setiap sel secara jelas
disajikan dalam bentuk posisinya dalam matriks sel.
|
Data dapat disajikan pada resolusi dan bentuk aslinya
tanpa generalisasi.
|
Anaisis data mudah diprogram dan cepat dianalisis
|
Luaran grafis biasanya disajikan secara lebih menarik
|
Sangat ideal digunakan untuk kepentingan analisis
pemodelan matematis dan kuantitatif.
|
Karena kebanyakan data sudah dalam bentuk vektor maka
tidak memerlukan konversi data.
|
Kompatibel dengan printer berbasis raster.
|
Lokasi geografis dari data dapat dipertahankan secara
baik.
|
Kelemahan
|
Kelemahan
|
Ukuran sel menentukan resolusi dari data lapangan yang
diwakilinya.
|
Posisi setiap verteks perlu disimpan secara eksplisit.
|
Sangat sulit menyajikan data dalam bentuk linear.
|
Untuk dapat melakukan analisis secara evektif data
vektor harus dikonversi ke dalam struktur topologi.
|
Terdapat masalah integritas data sebagai akibat adanya
generalisasi dan pemilihan ukuran sel yang kurang tepat.
|
Algoritma untuk keperluan analisis leboh kompleks.
|
Pada umumnya peta luaran dari sistem berbasis raster
kurang memadai untuk keperluan kartografi dengan kualitas yang tinggi.
|
Data yang kontinyu seperti data elevasi tidak dapat
disajikan secara efektif dalam bentuk vektor.
|
Gambar 1. Contoh gambar raster dan veltor
Selain informasi di atas penulis juga ingin menambahkan infor seputar skala peta.
Skala Peta dapat diartikan sebagai
perbandingan (rasio) antara jarak dua titik pada peta dan jarak sesungguhnya
kedua titik tersebut di permukaan bumi atau di lapangan, dan pada satuan yang
sama. Skala peta adalah informasi yang mutlak harus dicantumkan agar pemakai
dapat mengukur jarak sesungguhnya pada peta. Misalnya peta skala 1:250.000
artinya jarak 1 cm di peta sama dengan jarak 250.000 cm di lapangan (jarak
horizontal). Skala pada peta dapat ditulis dengan dua cara yaitu dengan cara
menulis skala angka atau skala garis, tentang macam-macam skala peta ini akan
dibahas terpisah pada postingan yang lain.
Rumus Skala Peta
Rumus skala peta digunakan untuk
menentukan atau menghitung besar skala dari suatu peta. Rumus ini sangatlah
sederhana, hanya memuat perhitungan biasa. Kami yakin semuanya dapat
menggunakan rumus skala peta ini dengan baik. Seperti apa rumusnya? Berikut ini
adalah rumus mencari besar skala dari suatu peta:
Rumus
Mencari Skala
Skala = Jarak pada peta : Jarak
sesungguhnya.
Mari kita coba rumus skala peta di
atas melalui contoh soal berikut ini:
Diketahui
jarak kota A dan kota B dalam peta adalah 20 cm. Sedangkan jarak sesungguhnya
ketika diukur di lapangan adalah 200.000 cm. Berapakah besar skalanya?
Jawab: Skala Peta = Jarak pada peta / jarak sesungguhnya = 20 cm : 200.000 cm = 1 : 2000.
Jadi, besar skala peta tersebut adalah 1 : 2000.
Sekian
uraian tentang Data Raster, Data Vektor dan Atribut serta Skala Petasemoga
bermanfaat. ^_^
Langganan:
Postingan (Atom)