Pengemis dan Masalah Mental
Beberapa hari yang lalu sempat mendapat tugas untuk mewawancarai pengemis yang ada di kota Bengkulu oleh dosen pengampu matakuliah ISBD (Ilmu Sosial Budaya Dasar). Pertama aku mengira ini adalah hal yang sangat mudah hanya wawancara biasa. Sepanjang kehidupan dikampus mewawancarai oranglain adalah hobi karena selain tugas dari matakuliah juga ada tugas dari organisasi yan saya ikuti mengharuskan mengambil informasi melakukan wawancara ke narasumber.
Persiapan peralatan seperti kamera, alat perekam, alat tulis, tas dan baju yang rapi (meskipun modal pinjam) sudah disiapkan sejak dini hari. Ini adalah hari pertama untuk mewawancarai pengemis yang menjadi target informasi. Lokasi pertama yang menjadi incaran bertempat di Mega Mall kota Bengkulu, disana sering terlihat para pengemis yang beroperasi.
Target pertama adalah seorang bapak-bapak yang menjadi pengemis duduk didepan pintu masuk Mega Mall. Namun diluar dugaan ketika aku memulai percakapan dengan menyebutkan nama saya dan meminta bapak-bapak yang menjadi target untuk menyebutkan namanya beliau langsung menjawab "jangan menggangu saya, saya asli orang bengkulu dan saya sedang pusing" lantas bapak itu pergi dari tempat ia duduk. Awalnya saya mengira bapak pengemis itu buta, karena matanya yang serba putih seolah-olah tidak bisa melihat, kejadian itu menunjukkan bahwa sang bapak ternyata normal dan sehat wal'afiat. Menurut saya ini adalah kebohongan publik meminta orang lain agar iba bermodus buta.
Tidak berputus asa saya mencari target ditempat lain tapi hasilnya sama saja, sangat sulit mengajak para pengemis yang dijumpai untuk wawancara. Pada akhirnya semua yang sudah saya lakukan memberi banyak kesimpulan yang bisa dijadikan sebuah pelajaran. Perlu sobat ketahui bahwa tidak semua pengemis benar-benar cacat atau buta. Tidak semua pengemis hidupnya susah/miskin dan tidak semua pengemis menerima tawaran anda untuk bicara.
Pengemis merupakan tindakan meminta-minta dengan membuat orang lain agar merasa iba sehingga orang mau memberikan bantuan. Menurut saya mengemis merupakan masalah moral dimana tidak ada atau kurangnya tertanam moral-moral kebajikan dalam diri seseorang. Padahal menurut pandangan Islam agama yang saya anut mengemis dengan melakukan modus penipuan adalah dosa dan hal tersebut tentu merusak citra orang-orang miskin yang menjaga kehormatannya. Karena banyak orang miskin, janda miskin yang tetap berusaha dengan cara yang halal.
Menurut saya faktor-faktor
yang dapat menyebabkan seseorang menjadi pengemis atau meminta-minta dijalanan
yaitu:
1. Degradasi
Mental
Faktor ini terdapat dalam diri seseorang
yang melakukan pekerjaan sebagai pengemis, dimana rasa malu dan norma sosial
dalam dirinya sudah terkikis sehingga tanpa memandang dari sisi lain ia
menjadikan mengemis sebagai profesinya.
2. Minimnya
Keahlian/keterampilan
Keahlian/keterampilan menjadi modal
dasar seseorang untuk melakukan pekerjaan. Orang yang mempunyai keterampilan
tertentu akan sangat mudah mendapatkan pekerjaan. Sebaliknya orang yang tidak
mempunyai keterampilan tidak akan bisa mendapat pekerjaan sehingga memicu
melakukan segala hal untuk memperoleh uang termasuk menjadi pengemis.
3. Pengetahuan/Pendidikan
Orang yang berilmu/terdidik akan
mengaplikasikan ilmu yang dimiliki untuk tujuan tertentu dan memanfaatkan
ilmunya untuk memenuhi kebutuhannya baik jasmani maupun rohani. Orang yang
pandai mengaji misalnya akan mengajarkan ilmunya kepada tetangganya, mengajar
ngaji anak-anak di lingkungan ia tinggal. Tindakan yang ia lakukan secara tidak
langsung akan memenuhi kebutuhan rohani dengan mengamalkan ilmu yang dimiliki
dan secara otomatis kebutuhan jasmani akan mengikuti misalnya ada orangtua dari
anak yang memberikan intensif berupa uang atau makanan sebagai imbalan.
4. Lapangan
Pekerjaan
Faktor yang ke empat ini tidak terlalu
menjadi prioritas, karena ia berhubungan erat dengan point-point sebelumnya. Lapangan
pekerjaan memang menjadi kendala bagi masyarakat untuk berkembang, apalagi
semakin bertambah jumlah penduduk dan lapangan pekerjaan tidak bertambah. Perbandingan
terbalik angka pekerja dan pekerjaan yang ada menyebabkan banyak pengangguran. Sehingga
menyebabkan sebagian orang mengambil tindakan menjadi pengemis untuk
mendapatkan uang secara instan.
Semoga kita dapat mengambil pelajaran pada bagian ini dan sebagai mahasiswa dapat berperan sebagai penyeimbang moral, sebagai contoh orang yang terdidik dan berilmu, pengentas kebodohan, sehingga dapat memberikan pengaruh positif untuk masyarakat dan membawa kemajuan untuk negeri ini. "Allahu Akbar"
Oleh:
TR. Yon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar